Sabtu, 10 Desember 2011

DEVELOPING MATHEMATICS CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL IN INDONESIA

DEVELOPING MATHEMATICS CURRICULUM
FOR JUNIOR HIGH SCHOOL IN INDONESIA

By: Marsigit, M.A.
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001
(http://hafizhpradityamahardika.blogspot.com)

Memprihatinkan pendidikan di Indonesia saat ini. Hal yang telah  jelas tertera di pembukaan UUD’45 yaitu tentang memajukan pendidikan, malah kenyataannya berbanding terbalik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kendala, yaitu: kompleksitas lingkungan pendidikan, anggaran yang terbatas, minimnya sumber daya pendidik dan fasilitas pendidikannya, divergensi dari konteks pendidikan, kurangnya pemahaman guru mengenai praktek mengajar yang baik dan penerapannya, dan perkembangan pendidikan yang biasa-biasa saja. Di Indonesia, pelajaran matematika masih terbilang sulit dipahami oleh siswa, atau dengan kata lain penguasaan akan materi dan konsep matematika siswa masih rendah. Kondisi tersebut dimungkinkan akibat dari: minimnya kegiatan labroraturium, kurangnya tenaga guru yang dapat menumbuhkan ketrampilan siswa, materi pelajaran matematika yang terlalu banyak, guru terlalu sibuk mengurusi administrasi, dan kurangnya peralatan labroraturium yang mendukung. Sehingga upaya yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan kerja sama setiap elemen yang terkait dalam proses pembelajaran, dengan mencoba-coba pendekatan pembelajaran yang baru maupun dengan memperbaiki kurikulum sekolah. Hal itu dimaksudkan untuk mengembangka model pembelajaran yang cocok di lapangan, di sini sampel yang diambil adalah tingkat satuan pendidikan SMP. Kegiatan uji coba ini melalui penelitian tindakan kelas kolaboratif antara dosen dan guru. Sarana untuk meningkatkan matetmatika maka kita perlu: mengimplementasikan kurikulum yang lebih cocok, mendefinisikan peran guru, kepala sekolah, dan pengawas lebih terperinci, meningkatkan otonomi guru, dan mempromosikan kolaborasi yang baik antara sekolah dengan universitas. Namun dalam hal ini pengembangan kurikulum lebih ditekankan, terutama kurikulum pembelajaran di SMP. Ada enam prinsip dalam pengembangan kurikulum: kesempatan belajar matematika untuk semua, kurikulum yang tidak hanya sekedar koleksi materi, teori yang meyeluruh, kesempatan siswa untuk mengembangkan konsep, dan penggunaan berbagai sumber belajar. Disamping itu dalam pelaksanaannya juga harus memperhatikan: pedoman untuk mengembangkan silabus, pedoman untuk melaksanakan kurikuum, keterlibatan guru dalam kurikulum, dan pemantauan rutin implementasinya. Tetapi menurut data monitoring di berbagai provinsi, masih banyak ditemukan ketidak optimalan dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, sehingga perlunya peningkatan kinerja dalam mengimplementasikan kurikulum sekolah tersebut. Permasalahan tersebut meliputi: banyak guru yang masih memiliki masalah dalam melaksanakan standar kompetensi nasional dan kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika, banyak guru yang masih kesulitan dalam mengembangkan lembar kerja siswa, banyak guru yang masih kesulitan dalam mengembangkan masalah konstektual matematika, guru masih kesulitan dalam mengembangkan dan menggunakan alat peraga. Selain itu hasil pemantauan juga memberikan data berupa: sosialisasi kurikulum baru perlu ditingkatkan, pertisipasi guru, kepala sekolah, dan pengawas perlu ditingkatkan, sumber daya pendukung kurikulumbaru perlu ditingkatkan secara ektensif, perlu mempromosikan penelitian berbasis kelas kepada guru, perlu menyebarluaskan konsep dan teori belajar mengajar matematika, dan kendala kurikulum baru berupa keterbatasan fasilitas, media, dan anggaran 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar