Sabtu, 12 November 2011

LESSON STUDY ON MATHEMATICAL THINKING


LESSON STUDY ON MATHEMATICAL THINKING

By: Marsigit, M.A.
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001
(http://hafizhpradityamahardika.blogspot.com)

Dewasa ini kemampuan anak-anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dalam hal untuk menentukan sendiri apa yang harus mereka lakukan, kemampuan mendatangkan ide-ide mereka sendiri, terutama kemampuan dalam berfikir matematis. Berfikir matematis berarti berfikir akan keanekaragaman pemikiran mencari solusi dari suatu masalah, termasuk juga berfikir deduktif, induktif, analogis, integratif, abstrak, dan generalisasi. Pengajaran yang diterapkan oleh guru haruslah yang berfokus pada metode matematika, sehingga siswa dapat mengaitkan kejadian di lingkungan sehari-hari dengan konsep matematika, maka pengajaran tersebut akan lebih bermakna. Di dalam pengajaran lesson study, guru membagi siswa di dalam kelas dalam beberapa kelompok, dengan anggota kelompok sekitar 5 orang. Anggota kelompok pun terdiri dari anak-ana dengan kemampuan dan latar belakang yang heterogen, supaya di dalam kelompok tersebut ada transfer ilmu antar siswa satu dengan yang lain, jjuga meningkatkan interaksi dan kerja sama antar siswa. Di sini guru sebagai fasilitator yang engarahkan apa yag harus siswa lakukan, kemudian sisanya siswa akan menganalisa secara mandiri dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu, siswa diwajibkan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Misalnya siswa diberikan masalah memanipulasi model beton dari silinder, bola, dan kerucut, kemudian ditugasi untuk mengidentifikasi bangun-bangun tersebut. Dalam komponen pembentuk silinder terdapat selimut, tinggi, dan lingkaran. Komponen pembentuk bola yaitu selimut bola yang di dalamnya terdapat jari-jari dan diameter. Komponen pembentuk kerucut seperti alas yang berbentuk lingkaran dan selimut yang mempunyai sudut yang tergantung pada jari-jari lingkaran. Di sini cara berfikir induktif sangat dibutuhkan, sebab siswa akan mencoba mengaitkan konsep yang telah ia terima untuk diterapkan lagi di masalah masih berkaitan. Matematika harus diterapkan dalam situasi alami, d imana masalah nyata muncul, dan untuk menyelesaikannya perlu metode matematika. Pengetahuan, keterampilan, dan metode matematika merupakan dasar untuk mencapai pengetahuan tentang ilmu pengetahuan, informasi, dan bidang pengetahuan lainnya di mana konsep-konsep matematika adalah pusat, dan untuk menerapkan matematika dalam situasi kehidupan nyata. Guru sangat berperan dalam mendorong siswa untuk mengembangkan metode matematika. Namun siswa juga harus menaruh perhatian penuh terhadap guru. Pemikiran matematika juga mengandung arti bahwa siswa melihat dunia dengan sudut pandang matematika dan secara logis. Di sini tindakan logis meliputi: mengambil tindakan sesuai dengan tujuan, mencoba untuk membentuk perspektif, dan berfikir berdasarkan data yang ada. 

Jumat, 11 November 2011

KEGIATAN PENELITIAN SEBAGI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA

KEGIATAN PENELITIAN SEBAGI USAHA UNTUK
MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
MATEMATIKA

By: Marsigit, M.A. & Ida Supadmi
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001

Research activities by conducting experiments aimed to obtain a scientific method that can serve to overcome problems or obstacles that arise, especially in learning mathematics. Such as using a qualitative approach. With this approach to learning math is essentially the observation of learning processes in mathematics learning environment, interaction with mathematics, understanding and interpretation of language in learning mathematics. Research using methods logiko kuantatif-hypothetico-verivikatif with the following steps: determination of the problem-formulation of hypotheses about aspects of teaching and learning mathematics, collection of data about praktuk studying mathematics, data analysis, hypothesis testing, conclusions, and report writing. But the thing sought is in fact not absolute truth but based on empirical and consensus relitas world of learning mathematics.
Research conducted teacher is hermenitik, ie not limited to the study of mathematics learning activities alone but more pressing on the concept and the flow of learning.Awareness hermenitik preparing teachers to use the findings to be improved when learning in the future, so that learning will be more qualified. If viewed from the research procedures performed with a variety of approaches, such as historical and descriptive research. Historical research aims to reconstruct education in the past in an area in sistematif and objectively by collecting, evaluating, and memverivikasi evidence of the facts used separately to obtain the conclusion. Historical research approach is qualitative-quantitative. Steps such as defining problems, formulating goals, merumskan hypothesis, collect data, test hypotheses, and draw conclusions. Descriptive study aims to describe the systematic learning of mathematics, namely the situation and events in practice activities. Descriptive research is factual, accurate information about the facts, and the nature of the sample-population. The steps are the formulation of objectives, hypothesis formulation, data collection, testing hypotheses, and drawing conclusions. And there are many other research approaches.
In essence, the essence of mathematics is karakteristika matematikayang various types and shapes, such as pure and applied mathematics or school, mempuyai mismatch if teachers use to interact with students. Therefore, the essence of school mathematics, hereinafter referred to mathematics. Mathematics as an activity that is tracing patterns and relationships and problem solving. Learning mathematics requires a range of skills students should possess, such as reasoning skills, algorithms, problem solving, and investigation. Meanwhile, according to Katagiri Sheigo mathematical reasoning in school involves reasoning about the attitudes, methods, and content. Here there should be interaction between teacher and pupil, thus triggering kritisisasi about the concept that felt not suitable then there is a rectification of the concept.
The model of learning that teachers do should be suitable to the conditions of students, so students also felt open in the learning process. Teachers tried about providing encouragement and initiatives that enable students to think creatively, in the mathematical learning models students use worksheets very helpful teachers and students. In the classroom teacher action research can identify the problem: clarification of issues, identification of context, explanation of facts, setting the stage, and developing steps.

Developing Teacher Training Textbooks for Lesson Study in Indonesia

Developing Teacher Training Textbooks for Lesson Study
in Indonesia

By: Marsigit, M.A. & Ida Supadmi
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001
Sejak tahun 2000, pemerintah sebenarnya telah mengupayakan perbaikan atau inovasi terhadap pendidikan. Salah satunya dengan program sertifikasi profesionalan guru, yang diharapkan dapat mengubah paradigma pendidikan lebih progresif. Di sini perspektif pendidikan selalu mengarah menuju 2 kharakteristik, yaitu: komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan praktisi pendidikan untuk melaksanakan pendidikan progresif. Di dalam situasi belajar mengajar yang berorientasi pada pendidikan progresif hal yang dianggap penting yaitu ketersediaannya buku-buku pelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan buku pelajaran mereka sendiri, namun kenyataannya hal tersebut masih jauh dari harapan karena keterbatasan keterampilan dan wawasan guru dalam membuat buku pelajaran sendiri. Penelitian membuktikan bahwa pendidikan matematika di Indonesia diindikasikan masih rendah, yang diperlihatkan pada nilai hasil Ujian Nasional yang jauh dari harapan. Kemungkinannya disebabkan oleh: sedikitnya kegiatan laboraturium, guru kurang menguasai ilmu pendekatan proses ketrampilan, materi pelajaran matematika yang terlalu banyak,  guru terlalu lama mengurus administrasi, dan kurangnya peralatan laboraturium serta sumber daya manusianya. Pengembangan kurikulum sendiri membutuhkan studi yang komprehensif dan mendalam tentang semua aspek yang terlibat, terdapat 6 prinsip, yaitu: kesempatan belajar matematika untuk semua kalangan, kurikulum bukanlah sekedar kumpulan materi tetapi lebih kepada kegiatan matematika yang koheren, kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep belajar matematika, perlu mengembangkan penilaian tertanam untuk mengembangkan proses belajar mengajar, dan menggunakan sumber belajar yang bervariasi. Selain itu matematika di sekolah harus mendorong siswa untuk berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Dalam lesson study yang diterapka di sekolahkan, tidak lain tujuannya untuk mendorong siswa agar berfikir matematika. Guru dianggap menjadi subyek penelitian serta menjadi peneliti. Dengan mengajukan perencanaan, melakukan dan melihat, studi diharapkan untuk mengungkap aspek berpikir matematika. Guru memfasilitasi upaya siswa untuk menemukan berbagai pola isi matematika dengan memperluas pengalaman berfikir matematika dan mendorong interaksi sosial diantara mereka. Kemampuan guru dalam membuat buku pelajaran sendiri dapat bermanfaat bagi dirinya dan siswa. Dengan buku karangan sendiri, materi yang dituliskan akan teringat dan dipahami oleh guru. Selain itu dengan bahasa yang sederhana, yaitu bahasa guru sehari-hari, siswa akan lebih mudah mencernanya, sehingga tingkat kepahaman siswa meningkat.