Kamis, 20 Oktober 2011

PHILOSOPHYCAL EXPLANATION OF MATHEMATICS

PHILOSOPHYCAL EXPLANATION OF MATHEMATICS

By: Marsigit, M.A.
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001
(http://hafizhpradityamahardika.blogspot.com)

Dalam menyusun kurikulum pendidikan perlu telaah lebih lanjut terhadap perkembangan informasi dan dinamika kehidupan bangsa. Selain itu beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu kesempatan belajar bagi subyek didik tanpa terkecuali, kurikulum bakan hanya berupa kumpulan materi ajar tetapi dapa digunakan untuk merefleksikan matematika secara koheren, paham tentang kebutuhan siswa yang sesungguhnya, kesempatan untuk belajar secara aktif, peningkatan kualitas dari waktu ke waktu, dan pemanfaatan metode yang berkompeten. Kurikulum berbasis kompetensi juga memperhatikan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Nafas dari kurikulum berbasis kompetensi terletak pada pengalaman belajar, pengajaran, dan pembelajaran konstektual dengan memperhatikan kecakapan life skill baik berupa kecakapan personal, sosial, akademik, dan ketrampilan.
Dalam pemenuhan tujuan dari pembelaran matematika maka perlunya inovasi matematika sekolah menjadi matematika, yang selanjutnya didefinisikan sebagai berikut: matematika sebagai kegiatan pola hubungan; matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi; matematika sebagai problem solving; dan matematika sebagai alat komunikasi. Dengan beberapa definisi tentang matematika diharapkan implementasi dari definisi-definisi tersebut dapat meningkatkan kemampuan matematika bagi siswa. Dengan pengajaran yang menyenangkan yang diberikan oleh guru dan materi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat berfikir  siswa, hal tesebut dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga timbul kemauan untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Selain itu siswa belajar dengan cara mereka sendiri, guru tidak boleh memaksakan suatu konsep tertentu yang siswa tidak dapat atau tidak cocok dalam menerapkannya. Siswa diberi keluasan untuk bekerjasama dengan teman-temannya dalam menyelesaikan permasalahan matematika, karena dengan berkerjasama akan terjadi saling bertukar pikiran, sehingga siswa akan terbiasa belajar matematika secara mandiri. Selain itu, guru memberikan contoh konkret dan pendemonstrasian alat peraga dari bentuk-bentuk matematika. Pemberian masalah-masalah yang sekiranya dapat diselesaikan dengan matematika dirasa dapat memberikan konteks belajar yang berguna karena siswa akan lebih paham jika terdapat masalah yang nyata yang dapat diselesaikan menggunakan cara-cara matematika. Dalam setiap pembelajaran suatu mata pelajaran dirasa kurang lengkap tanpa adanya silabus tentang materi yang hendak dipelajari, terutama silabus matematika. Tujuannya untuk memudahkan baik guru maupun siswa dalam menangkap inti dari materi pelajaran karena memberikan draf atau gambaran terlebih dahulu.
Untuk semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, PT) materi pembelajaran matematika meliputi: fakta, konsep, ketrampilan penalaran, ketrampilan algoritmik, ketrampilan memecahkan masalah matematika, kemampuan melakukan penyelidikan, dan kemampuan dasar yang diperlukan oleh siswa. Kesemua materi itu nantinya akan dicakup dalam silabus yang kemudian dijabarkan  dengan Satuan Pembelajaran (SP) yang telah dirancang. Komponen SP meliputi: identitas mata pelajaran, kemampuan dasar, materi pelajaran, materi- strategi-media pembelajaran, dan sumber bahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar