Istilah Hermenetika tidak hanya
digunakan dalam filsafat saja, namun dalam segala hal terutama yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan. Misalnya hermenetika hidup, hermenetika pembelajaran
matematika, hermenetika berkeluarga, dan lainnya. Hermenetika memiliki dua
unsur dasar, yaitu lurus dan melingkar. Dikatakan lurus karena kita tidak
pernah mengulangi hal yang sama semuanya menembus ruang dan waktu. Dan
dikatakan melingkar karena adanya interaksi. Bahkan sebuah batu pun dapat
dikatakan menembus ruang dan waktu, hanya saja batu tidak sadar akan hal
tersebut, karena batu merupakan benda mati. Manusia memahami bahwa mereka
menembus ruang dan waktu karena manusia memiliki kesadaran, walaupun masih
rendah. Hermenetika itu meliputi yang
ada dan yang mungkin ada. Dari hermenetika itu diharapkan kita menjadi manusia
yang merdeka, punya kompetensi, konstektual, dan mengerti arti kehidupan.
Namun, jika sudah sampai pada tingkat global kita sebaiknya harus hati-hati
dengan “sampah” global. Sampah global berupa rusaknya moral masyarakat secara
global. Dalam hal ini, kita harus kuat-kuat membentengi diri dari sampah global
tersebut. adapun contoh sampah global seperti pernikahan sejenis, pembunuhan
massal, monopoli, zionisme, korupsi, dan lain-lain. Dalam menghadapi masalah
tersebut kita tidak boleh bersikap toleran, meskipun bangsa Indonesia dikenal
dengan sikap toleransinya. Kepada koruptor kita tidak boleh mempebrikan
roleransi. Untuk apa toleransi kepada seorang korupsi yang dengan nyata
merugikan masyarakat semata demi memuaskan hasratnya kepada harta. Untuk apa
memberikan toleran kepada orang yang menikah sesama jenis, bukankah itu sangat
mengerikan. Perbuatan yang dapat merusak moral bangsa jangan diberikan
toleransi. Karena jika diartikan dengan bahasa lain, sikap toleran merupakan
hal yang bodoh. Misalnya perbuatan salah seorang mantan pejabat Malaysia yang
dengan sengaja menghina Habibie. Sikap bangsa Indonesia sudah dapat ditebak
yaitu pasti memberikan toleransi. Itulah sebab mengapa Malaysia sebagai
contohnya selalu menghina Indonesia dengan perbuatan yang provokatif, terutama
berkaitan dengan masalah perbatasan maupun warisan budaya. Sehingga sikap
toleran kita dapat dikataka perbuatan yang bodoh, yaitu membiarkan orang lain
menghina kita sedang kita mempuyai kekuatan namun tidak bisa menggunakannya.
Sikap toleran dapat dihilangkan dengan menanamkan sikap fanatik, namun fanatik
dalam batas-batas yang wajar. Contoh saja negara Jepang dengan sikap fanatik
yang tinggi. Dengan sikap fanatik itu Jepang mampu menjadi bangsa yang unggul
dan disegani.
Matematika konkret adalah matematika
yang ada dikehidupan nyata. Objeknya berada di sekitar kita. Seperti pohon,
batu, dan lainnya. Namun, setelah kita gambar atau merubah dari dimensi tiga
menjadi dimensi dua maka objek tersebut sudah menjadi model konkret yaitu sudah
terkena manipulatif.
Membahas tentang presentasi Bapak
Marsigit di Thailand tentang model belajar Iceberg. Karena istilah iceberg yang kurang familiar
di Indonesia, maka istilah iceberg diganti dengan istilah gunung Merapi. Gunung
Merapi pernah erupsi pada tahun 2010. Hal tersebut disampaikan saat presentasi
di Thailan tahun 2011. Dari kejadian tersebut diproleh pelajaran tentang
pentingnya kita harus harmoni dengan alam. Fenomena tadi bila kita tidak siap
maka akan menjadi bencana, namun bila kita siap kemungkinan akan menjadi
hiburan. Sama halnya dengan matematika. Bila saat kita mengajar dan keadaan
siswa belum siap maka proses belajar mengajar akan terhambat dan pasti menjadi
bencana bagi siswa tersebut. Maka agar siswa merasa senang salah satunya kita
harus siap. Kesiapan kita bisa dilakukan dengan berkomunikasi dengan siswa.
Oleh sebab itu jelas mengapa kurikulum di Indonesia selalu berubah-ubah, karena
belum ada kurikulum yang cocok, semuanya menjadi bencana bagi siswa. Masalah
tersebut dapat juga dikarenakan intuisi siswa yang rendah. Intuisi itu harus
didahului dengan kesadaran. Misalnya kita menutup mata, jadi kita tidak dapat
menemukan pintu keluar, sehingga dapat dikatakan kita kehilangan intuisi ruang.
Namun mengapa tidak ada masalah dengan orang buta, karena mereka telah memiliki
intuisi ruang yang baik.
Dengan intuisi yang selalu digunakan
maka akan terbentuk kategori-kategori dalam diri kita. Kategori tersebut yaitu
kategori kuantiti, kualiti, relasi, dan regulasi. Intuisi bisa naik maupun
turun. Intuisi akan selalu naik jika digunakan secara kotinu atau dengan bahasa
lain semakin tajam bisa selalu digunakan. Dan sebaliknya akan selalu tumpul
bila tidak pernah digunakan.