Filsafat
berperan dalam dua dunia, yaitu dunia mikro dan makro. Yang dimaksud dengan
dunia mikro adalah diri sendiri, jadi yang menguasai atau mempunyai dunianya
adalah diriku sendiri bukan orang lain. Orang lain tidak berhak mengusik dunia
mikro seseorang. Jika orang lain itu mengusik dunia mikro seseorang, itu sama
artinya dengan menjajah dunia mikro seseorang tadi. Sedangkan yang dimaksud dengan
dunia makro adalah alam semesta atau jagat raya ini. Jika dunia mikro adalah
milik dari setiap individu dan dunia mikro itu mempunyai pemilik yang banyak
dan kelangsungan dunia mikro itu berbeda-beda antara satu dengan yang lain,
maka dunia makro itu bersifat universal. Dunia makro mutlak hanya mempunyai
satu pemilik saja yaitu Tuhan YME. Dalam dunia mikro seseorang dikenal pula
dengan istilah mitos, yang mana diri seseorang tersebut tidak bahkan belum
pernah melihat, mendengar, maupun mengalami mitos itu sendiri. Namun ia percaya
akan kebenaran tentang mitos tersebut. Mitos juga merupakan hasil dari intuisi.
Menurut
Sejarahnya orang Yunani dewasa yang memperkenalkan mitos ke generasi mudanya.
Orang Yunani yang dewasa lah yang berhasil membongkar mitos tersebut. Hal itu
dikarenakan anak kecil belajar segala sesuatunya menggunakan miots yang telah
disampaikan kepadanya. Singkat cerita, mitos itu adalah sesuatu kejadian atau
hal yang tidak diketahui maknanya atau kebenaranya, namun melakukannya.
Misalnya teorema Pythagoras, kita tidak tahu asal-usul teorema tersebut, namun
guru mewajibkan kita menghafalkan dan mempelajarinya. Kita tidak tahu apa
sebabnya Pythagoras memperkenalkan teorema tersebut kepada dunia, yang kita
tahu adalah mitos yang berwujud teorema tersebut harus kita kuasai tanpa
menggubris asal-usulnya. Siswa juga belajar dengan menggunakan metode mitos.
Contohnya guru menjelaskan suatu rumus dan ada siswa yang bertanya asal-usul
maupun kebenaranya rumus tersebut. Namun guru sering berkata “yang penting ini
rumusnya, sekarang kerjakan soal”, “ya pokoknya begitu”, atau ekstrimnya “tidak
usah banyak tanya”. Itu lah yang disebut dengan mitos di dunia pendidikan.
Hampir 90% anak kecil itu belajar menggunakan mitos. Anak kecil belum sempat
memikirkanya, karena daya pikirnya masih rendah. Contohnya manusia tidak bisa
berjalan di atas air, namun anak kecil belum dapat memikirkannya kalau
seandainya ia berjalan di atas air akan tercebur, yang bisa memikirkannya baru
orang tua. Namun mitos tidak hanya berlaku bagi anak kecil saja, orang tua juga
membutuhkan mitos. Orang tua membutuhkan mitos dalam ruang spiritual, contohnya
dalam shalat. Jika seseorang shalat tidak tahu maknanya hanya ikut-ikutan saja,
maka dibutuhkan mitos agar memahami makna dari setiap gerakan shalat, sehingga
ibadah shalat lebih berbobot. Maknanya adalah menjalankan perintah Allah SWT
yaitu berupa mendirikan shalat lima waktu. Namun, dalam ibadah, mengerti
ataupun tidak mengerti tetap bernilai ibadahm karena nilai ibadahnya adalah
keyakinan. Contohnya membaca Al-Qur’an, tahu tidak tahu artinya, kita tetap
akan mendapatkan nilai ibadah saat membacanya, asal perlu ditambah dengan
keyakinan bahwa Al-Qur’an yang kita baca adalah suatu kebenaran atas firman
Allah SWT. Jika kita melakukan ibadah hanya berdasar pada ikut-ikutan saja,
maka ibadah kita dalam filsafat disebut mitos, karena tidak tahu maknanya.
Pada
jaman Yunani Kuno banyak mitos yang tersebar di masyarakatnya. Di sekitar kita
pula sebenarnya banyak terdapat mitos, apalagi sebagai orang Jawa yang terkenal
dengan mitologi jawa yang kental. Kita ambil contoh mitos kerajaan Pantai
Selatan. Saat mitos itu begitu kental, maka terkadang kita sendiri merasa takut
untuk mencari kebenarannya. Kita berusaha memikirkannya saja sudah merasa takut
apa lagi ditambah untuk mencari kebenarannya. Jika kita mau menilik lebih jauh,
sebenarnya kita sendiri dapat membuat mitos. Bersumber dari cerita Bapak
Marsigit tentang kebun mangga milik beliau.
Alkisah
pohon mangga milik Bapak Marsigit terkenal dengan buahnya yang lezat dan lebat.
Tidak ada seorang pun yang memandang akan kuat menahan godaannya. Terkadang
saat musim panen tiba, mangga hasil panen yang harusnya dapat dipanen 100%
hanya dapat diambil 60% saja. Maka untuk menindaklanjuti perkara tersebut, Bapak
Marsigit mempunyai gagasan untuk membuat mitos tentang kebun mangganya. Mitos
yang dibuat adalah mitos tentang sesosok makhluk gaib yang dikenal dengan
“genderuwo” yang menunggu kebun mangga. Mitos tersebut disebarkan kepada
penduduk desa, dan alhasil berita makhluk gaib penunggu kebun mangga tersebar
secara kilat. Perlu diketahui pula, bahwa mitos juga perlu dilakukan penguatan
untuk lebih mendarah dagingkan mitos tersebut. Untuk itu Bapak Marsigit menindaklanjuti
mitos yang telah beliau buat dengan cara membuat “action”. Suatu ketika ada
rombongan pemuda-pemudi desa yang baru saja pulang dari masjid. Rombongan
tersebut melewati jalan di dekat kebun mangga Bapak Marsigit. Action yang
dilakukan dengan cara membuat seolah-olah pohon mangga bergerak sendiri,
sehingga disinyalir memang terdapat makhluk halus di sana. Sontak rombongan
pemuda-pemudi tadi langsung kabur tunggang-langgang. Mereka terperanjat kabur.
Hidup
itu merentang antara dua kutub yaitu kutub yang ada dan kutub yang mungkin ada,
antara yang terlihat dan yang tidak terlihat, antara yang konkret dengan yang
gaib. Yakin bahwa yang gaib itu ada. Jangalah kita selalu berpikir yang
rasional terus-menerus, karena yang tidak rasional pun ada di dunia ini.
Setinggi-tinggi pikiran manusia tidak akan mungkin memecahkan hal yang berbau
gaib. Caranya memecahkan yang gaib hanyalah dengan keyakinan, meyakini bahwa
yang gaib ada di sekitar kita.
Takdir
dan nasib merupakan bagian dari mitos juga. Takdir adalah sesuatu yang tidak
dapat kita ubah, karena sudah dituliskan oleh Allah SWT. Namun nasib dapat kita
ubah, asalkan dibarengi dengan ikhtiar dan tawakal. Kita diwajibkan berdoa
mengharap keberhasilan untuk usaha kita. Namun terkadang doa kita belum
terkabul juga, padahal saat itu kita benar-benar butuh suatu keberhasilan. Kita
lantas bercermin mengapa doa kita belum juga dikabulkan. Setelah berpikir lebih
dalam, ternyata yang telah lalu adalah yang terbaik bagi kita, karena
sebenar-benarnya yang tahu mana yang terbaik untuk kita adalah Allah SWT. Jadi
dari situ dapat kita petik makna bahwa tidak ada sesuatu walaupun sebesar
zarrah pun, yang diciptakan di dunia ini tanpa ada manfaatnya. Semua itu adalah
karunia Allah SWT bagi kita semua, hanya saja kita terlalu egois untuk selalu
mengkesampingkan hal yang sepele tadi. Semau hal yang ada dan yang mungkin ada,
secara spiritual merupakan karunia-Nya. Dari ilmu psikologi sering kita dengar
ungkapan “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Baru saja kita dengar bahwa Indonesia gagal
lolos dari fase grup AFF 2012. Untuk sebagian kalangan, mungkin itu adalah
suatu kegagalan yang sangat mengecewakan. Akibat dari kesemrawutan
persepakbolaan di tanah air. Dengan adanya dua kubu yang saling berseteru, yang
akhirnya membuat prestasi Indonesia di kancah sepak bola AFF merosot. Namun,
jika kita yakin bahwa tidak ada sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT yang
tanpa manfaatnya, maka kegagalan adalah sebuah karunia-Nya. Mungkin dengan
kegagalan yang kita alami baru saja ini, dapat mengembalikan persatuan persepakbolaan
Indonesia. Dengan kegagalan, usaha untuk menciptakan generasi sepak bola baru
terus ditingkatkan. Dan akhirnya kegagalan ini memang akan menjadi suatu
keberhasilan yang tertunda. Asalkan kita yakin bahwa kegagalan ini merupakan
bagian dari rencana-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar