Rabu, 24 Oktober 2012


ADAB BERFILSAFAT

Filsafat adalah olah pikir yang refleksif dan oleh karena itu adalah mengungkapkan kembali hasil refleksi. Artinya dalam berfilsafat lebih ditekankan pada penggunaan olah rasa dalam menganalogikan suatu hal atau kejadian yang diungkapkan melalui tulisan setelah dilakukan olah pikir yang dilakukan dengan pikiran terhadap suatu hal atau kejadian tadi. Filsafat berasal dari kata bahasa Yunani philosophia yang terdiri dari dua suku kata yaitu philos yang berarti cinta dan sophos yang berarti kebijaksanaan. Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya. Kerapkali kita lihat ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada di awang-awang saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan berada dalam kehidupan kita sehari.
Seperti halnya perkuliahan filsafat pendidikan matematika yang bersifat refleksif yang menuntut adanya hasil refleksi dari perkuliahan itu sendiri. Selain itu, berfilsafat juga dapat diartikan dengan meniru terminologi dunia. Dengan kata-kata dunia, kita dapat meletakkan setiap kata-kata dengan kata ‘dunia’, misalnya dunia kelistrikan, dunia mahasiswa, dunia orang tua, dunia anak-anak, dunia perempuan, dunia pernikahan, dunia bisnis, dunia politik, dunia pagi, dunia siang, dunia sore, dunia malam dan dunia apa pun. Demikian juga halnya dengan filsafat yang dapat ditaruh di depan apa pun, misalnya filsafat manusia, filsafat agama, bahkan filsafat Tuhan, filsafat matematika, filsafat pendidikan, filsafat pendidikan matematika, filsafat industri, filsafat olah raga, filsafat seni, filsafat dewasa, filsafat anak kecil, dan filsafat yang lainnya. Ada berbagai filsafat yang dapat dikaitkan dengan semua aspek kehidupan tadi dikarenakan filsafat adalah olah pikir, sehingga kita dapat berfikir tentang apa pun juga. Namun tetap saja ada batasnya, terutama dalam memikirkan Tuhan, karena Tuhan itu tidak mempunyai batas oleh karena itu perlu berhati-hati saat berfilsafat Tuhan. Filsafat sendiri sebenarnya mempunyai adab dalam berfikir secara filosofi. Ilmu filsafat ibaratnya orang yang bermuka dua/faset, bisa jauh namun bisa dekat, bisa ringan namun bisa berat, bisa menghibur namun bisa berbahaya. Oleh karena itu dalam berfilsafat perlu adanya adab, seperti halnya saat shalat, ada adab melakukan shalat yang baik dan benar. Sebelum shalat adabnya adalah suci sehingga kita wajib bersuci karena Tuhan itu Maha Suci, sehingga dalam bersuci perlu berwudhu atau tayamum. Orang yang mengikuti adab atau tata cara disebut dengan orang yang beradab, sedangkan orang yang tidak mengikuti adab bisa dibilang orang itu biadab. Di sini adab berfilsafat yang pertama adalah filsafat letaknya tinggi namun tidak boleh melebihi spiritual oleh karena itu setelah berfilsafat kita dianjurkan untuk bersyukur, mohon petunjuk, dan mohon ampun. Dalam berfilsafat dasarnya adalah spiritual yang artinya setiap satu kali berfilsafat kita iringi sepuluh kali berdoa.
Diceritakankan bahwa beliau (Dr. Marsigit) pernah didatangi tamu seorang matematikawan Amerika yang cukup hebat, namanya Prof. Donn. Sang professor ingin mengadakan kuliah umum di UNY dengan mengangkat filsafat, pendidikan matematika, dan filsafat pendidikan matematika. Setelah itu, sang professor mengikuti kuliah dari bapak Marsigit, lalu Prof. Donn bertanya, “apa hubungannya antara berdo’a dengan matematika, membuka dan menutup dengan berdo’a, mengapa?”, lalu dijelaskanlah bahwa untuk belajar diperlukan rahmat dari Tuhan, dan untuk bertemu dengan Tuhan tidaklah cukup jika hanya dipikrikan saja, perlu dihayati dengan hati. Oleh sebab itu, bahayanya berfilsafat jika tidak mengenal Tuhan.
Lepas dari itu, objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Adab selajutnya adalah membersihkan diri yang artinya perlu berfikiran jernih. Metode berfilsafat sendiri yaitu metode hidup sehingga saat berfilsafat kita sedang berinteraksi yang reflektif bercermin dari arti filsafat itu sendiri. Setiap hal di dunia ini berinteraksi denga yang lainnya, tumbuh-tumbuhan berinteraksi dengan yang lainnya, hewan berinteraksi dengan yang lainnya. Interaksi di perkuliahan filsafat dijembatani dengan membaca elegi-elegi. Hidup yang sehat secara filsafat dikatakan hidup dengan harmoni atau seimbang antar unsur-unsurnya. Hidup dengan harmonik itu identik dengan bahagia, sedang tidak harmonik tidak bahagia. Hidup harmonik mempunyai sumbu yang sangat berpengaruh, yaitu sumbu ikhtiar, sumbu usaha, dan sumbu keikhlasan. Keihklasan dalam berikhitar yang mengerti aturan-aturan spiritualnya. Seimbang antara pemikiran terhadap dunia dan akhirat, jika kita hanya memikirkan salah satu saja meka itu tidak dapat dikatakan seimbang.
Kembali kepada metode hidup tadi, saat berfilsafat kita sendirilah yang menghidupkan filsafat itu sendiri dengan cara bedo’a, berikhitar, membaca elegi-elegi, dan membuat komentar elegi. Saat membuat komentar juga tidak hanya sekedar membaca judul eleginya saja karena itu sama halnya denga  saat kita berdo’a namun hati kita tidak ikhlas, itu sama saja berbohong. Problem saat berfilsafat salah satunya adalah bagaimana cara kita menjelaskan pikiran kita kepada orang lain sehingga mereka tahu maksud tulisan kita. Dalam filsafat matematika, yang perlu dipikirkan adalah yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika itu sepert apa. Yang ada dalam pendidikan matematika adalah siswa, yang ada dalam diri siswa adalah pikirannya, genetikanya, kesadarannya dan sebagainya. Contohnya hakekat filsafat rumput, meliputi dia (rumput) ikut senang saat aku senang, dia memuji ku, dia ikut menari bersamaku, namun di lain kesempatan bisa juga dia sedih atas perilakuku, di sedang mengutukku. Contoh lain hakekat roda yang berputar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar