Jumat, 11 November 2011

Developing Teacher Training Textbooks for Lesson Study in Indonesia

Developing Teacher Training Textbooks for Lesson Study
in Indonesia

By: Marsigit, M.A. & Ida Supadmi
Reviewed by: Hafizh Praditya Mahardika/09301241001
Sejak tahun 2000, pemerintah sebenarnya telah mengupayakan perbaikan atau inovasi terhadap pendidikan. Salah satunya dengan program sertifikasi profesionalan guru, yang diharapkan dapat mengubah paradigma pendidikan lebih progresif. Di sini perspektif pendidikan selalu mengarah menuju 2 kharakteristik, yaitu: komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan praktisi pendidikan untuk melaksanakan pendidikan progresif. Di dalam situasi belajar mengajar yang berorientasi pada pendidikan progresif hal yang dianggap penting yaitu ketersediaannya buku-buku pelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan buku pelajaran mereka sendiri, namun kenyataannya hal tersebut masih jauh dari harapan karena keterbatasan keterampilan dan wawasan guru dalam membuat buku pelajaran sendiri. Penelitian membuktikan bahwa pendidikan matematika di Indonesia diindikasikan masih rendah, yang diperlihatkan pada nilai hasil Ujian Nasional yang jauh dari harapan. Kemungkinannya disebabkan oleh: sedikitnya kegiatan laboraturium, guru kurang menguasai ilmu pendekatan proses ketrampilan, materi pelajaran matematika yang terlalu banyak,  guru terlalu lama mengurus administrasi, dan kurangnya peralatan laboraturium serta sumber daya manusianya. Pengembangan kurikulum sendiri membutuhkan studi yang komprehensif dan mendalam tentang semua aspek yang terlibat, terdapat 6 prinsip, yaitu: kesempatan belajar matematika untuk semua kalangan, kurikulum bukanlah sekedar kumpulan materi tetapi lebih kepada kegiatan matematika yang koheren, kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan konsep belajar matematika, perlu mengembangkan penilaian tertanam untuk mengembangkan proses belajar mengajar, dan menggunakan sumber belajar yang bervariasi. Selain itu matematika di sekolah harus mendorong siswa untuk berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Dalam lesson study yang diterapka di sekolahkan, tidak lain tujuannya untuk mendorong siswa agar berfikir matematika. Guru dianggap menjadi subyek penelitian serta menjadi peneliti. Dengan mengajukan perencanaan, melakukan dan melihat, studi diharapkan untuk mengungkap aspek berpikir matematika. Guru memfasilitasi upaya siswa untuk menemukan berbagai pola isi matematika dengan memperluas pengalaman berfikir matematika dan mendorong interaksi sosial diantara mereka. Kemampuan guru dalam membuat buku pelajaran sendiri dapat bermanfaat bagi dirinya dan siswa. Dengan buku karangan sendiri, materi yang dituliskan akan teringat dan dipahami oleh guru. Selain itu dengan bahasa yang sederhana, yaitu bahasa guru sehari-hari, siswa akan lebih mudah mencernanya, sehingga tingkat kepahaman siswa meningkat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar