ADAB BERFILSAFAT
Filsafat adalah olah pikir yang refleksif dan oleh
karena itu adalah mengungkapkan kembali hasil refleksi. Artinya dalam
berfilsafat lebih ditekankan pada penggunaan olah rasa dalam menganalogikan
suatu hal atau kejadian yang diungkapkan melalui tulisan setelah dilakukan olah
pikir yang dilakukan dengan pikiran terhadap suatu hal atau kejadian tadi. Filsafat berasal dari kata bahasa Yunani philosophia
yang terdiri dari dua suku kata yaitu philos yang berarti cinta dan sophos yang
berarti kebijaksanaan.
Filsafat
ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menelidiki sedalam dan seluas mungkin
segala sesuatu mengenai semua ilmu, terutama hakekatnya, tanpa melupakan
metodenya. Kerapkali kita lihat ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang
abstrak dan berada di awang-awang saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan
berada dalam kehidupan kita sehari.
Seperti halnya perkuliahan filsafat pendidikan
matematika yang bersifat refleksif yang menuntut adanya hasil refleksi dari
perkuliahan itu sendiri. Selain itu, berfilsafat juga dapat diartikan dengan
meniru terminologi dunia. Dengan kata-kata dunia, kita dapat meletakkan setiap
kata-kata dengan kata ‘dunia’, misalnya dunia kelistrikan, dunia mahasiswa,
dunia orang tua, dunia anak-anak, dunia perempuan, dunia pernikahan, dunia
bisnis, dunia politik, dunia pagi, dunia siang, dunia sore, dunia malam dan
dunia apa pun. Demikian juga halnya dengan filsafat yang dapat ditaruh di depan
apa pun, misalnya filsafat manusia, filsafat agama, bahkan filsafat Tuhan,
filsafat matematika, filsafat pendidikan, filsafat pendidikan matematika,
filsafat industri, filsafat olah raga, filsafat seni, filsafat dewasa, filsafat
anak kecil, dan filsafat yang lainnya. Ada berbagai filsafat yang dapat
dikaitkan dengan semua aspek kehidupan tadi dikarenakan filsafat adalah olah
pikir, sehingga kita dapat berfikir tentang apa pun juga. Namun tetap saja ada
batasnya, terutama dalam memikirkan Tuhan, karena Tuhan itu tidak mempunyai
batas oleh karena itu perlu berhati-hati saat berfilsafat Tuhan. Filsafat
sendiri sebenarnya mempunyai adab dalam berfikir secara filosofi. Ilmu filsafat
ibaratnya orang yang bermuka dua/faset, bisa jauh namun bisa dekat, bisa ringan
namun bisa berat, bisa menghibur namun bisa berbahaya. Oleh karena itu dalam
berfilsafat perlu adanya adab, seperti halnya saat shalat, ada adab melakukan
shalat yang baik dan benar. Sebelum shalat adabnya adalah suci sehingga kita
wajib bersuci karena Tuhan itu Maha Suci, sehingga dalam bersuci perlu berwudhu
atau tayamum. Orang yang mengikuti adab atau tata cara disebut dengan orang
yang beradab, sedangkan orang yang tidak mengikuti adab bisa dibilang orang itu
biadab. Di sini adab berfilsafat yang pertama adalah filsafat letaknya tinggi
namun tidak boleh melebihi spiritual oleh karena itu setelah berfilsafat kita
dianjurkan untuk bersyukur, mohon petunjuk, dan mohon ampun. Dalam berfilsafat
dasarnya adalah spiritual yang artinya setiap satu kali berfilsafat kita iringi
sepuluh kali berdoa.
Diceritakankan bahwa beliau (Dr. Marsigit) pernah
didatangi tamu seorang matematikawan Amerika yang cukup hebat, namanya Prof.
Donn. Sang professor ingin mengadakan kuliah umum di UNY dengan mengangkat
filsafat, pendidikan matematika, dan filsafat pendidikan matematika. Setelah
itu, sang professor mengikuti kuliah dari bapak Marsigit, lalu Prof. Donn
bertanya, “apa hubungannya antara berdo’a dengan matematika, membuka dan
menutup dengan berdo’a, mengapa?”, lalu dijelaskanlah bahwa untuk belajar
diperlukan rahmat dari Tuhan, dan untuk bertemu dengan Tuhan tidaklah cukup
jika hanya dipikrikan saja, perlu dihayati dengan hati. Oleh sebab itu,
bahayanya berfilsafat jika tidak mengenal Tuhan.
Lepas dari itu, objek filsafat adalah yang ada dan
yang mungkin ada. Adab selajutnya adalah membersihkan diri yang artinya perlu
berfikiran jernih. Metode berfilsafat sendiri yaitu metode hidup sehingga saat
berfilsafat kita sedang berinteraksi yang reflektif bercermin dari arti filsafat
itu sendiri. Setiap hal di dunia ini berinteraksi denga yang lainnya,
tumbuh-tumbuhan berinteraksi dengan yang lainnya, hewan berinteraksi dengan
yang lainnya. Interaksi di perkuliahan filsafat dijembatani dengan membaca
elegi-elegi. Hidup yang sehat secara filsafat dikatakan hidup dengan harmoni
atau seimbang antar unsur-unsurnya. Hidup dengan harmonik itu identik dengan
bahagia, sedang tidak harmonik tidak bahagia. Hidup harmonik mempunyai sumbu
yang sangat berpengaruh, yaitu sumbu ikhtiar, sumbu usaha, dan sumbu
keikhlasan. Keihklasan dalam berikhitar yang mengerti aturan-aturan
spiritualnya. Seimbang antara pemikiran terhadap dunia dan akhirat, jika kita
hanya memikirkan salah satu saja meka itu tidak dapat dikatakan seimbang.
Kembali kepada metode hidup tadi, saat berfilsafat
kita sendirilah yang menghidupkan filsafat itu sendiri dengan cara bedo’a,
berikhitar, membaca elegi-elegi, dan membuat komentar elegi. Saat membuat
komentar juga tidak hanya sekedar membaca judul eleginya saja karena itu sama
halnya denga saat kita berdo’a namun
hati kita tidak ikhlas, itu sama saja berbohong. Problem saat berfilsafat salah
satunya adalah bagaimana cara kita menjelaskan pikiran kita kepada orang lain
sehingga mereka tahu maksud tulisan kita. Dalam filsafat matematika, yang perlu
dipikirkan adalah yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika itu
sepert apa. Yang ada dalam pendidikan matematika adalah siswa, yang ada dalam
diri siswa adalah pikirannya, genetikanya, kesadarannya dan sebagainya.
Contohnya hakekat filsafat rumput, meliputi dia (rumput) ikut senang saat aku
senang, dia memuji ku, dia ikut menari bersamaku, namun di lain kesempatan bisa
juga dia sedih atas perilakuku, di sedang mengutukku. Contoh lain hakekat roda
yang berputar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar